Beranda | Artikel
Rezeki Akan Langgeng dengan Ketaatan dan Hilang dengan Maksiat
Selasa, 25 Oktober 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Rezeki Akan Langgeng dengan Ketaatan dan Hilang dengan Maksiat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Furqan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 28 Rabi’ul Awwal 1444 H / 24 Oktober 2022 M.

Rezeki Akan Langgeng dengan Ketaatan dan Hilang dengan Maksiat

Pelajaran yang pertama dari kisah Saba’ adalah rezeki dari Allah akan tetap ada pada kita dengan taat dan akan hilang dengan maksiat. Dalilnya diambil dari kisah Saba’ di ayat yang ke-15. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Saba’ yang Allah berikan kenikmatan yang begitu besar, Allah berfirman:

..كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ..

“Makanlah dari rezeki Rabb kalian, dan bersyukurlah kepadaNya.” (QS. Saba’[34]: 15)

Tetapi Allah kabarkan mereka tidak mau bersyukur. Allah berfirman dalam surah Saba’ yang ke-16:

فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ

“Mereka berpaling (tidak mau bersyukur), maka Kami kirimkan kepada mereka banjir bandang yang menghancurkan kebun-kebun mereka dan Kami ganti dua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang buahnya pahit dan pohon Atsl (semacam pohon cemara), juga sedikit dari pohon bidara.” (QS. Saba’[34]: 16)

ذَٰلِكَ جَزَيْنَاهُم بِمَا كَفَرُوا ۖ وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ

“Yang demikian itu Kami balas mereka sebab mereka kufur (tidak bersyukur). Dan tidaklah Kami membalas dengan yang demikian itu melainkan orang yang sudah melampaui batas.” (QS. Saba’[34]: 17)

Kita harus mengambil pelajaran dari ayat ini, bahwa kenikmatan itu bisa langgeng sekaligus akan ditambah sama Allah dengan sebab ketaatan. Maka Allah perintahkan kita untuk bersyukur. Dan nikmat itu akan dicabut oleh Allah apabila kita melakukan maksiat.

Dan perlu diingat bahwa rezeki itu datangnya dari Allah semata. Adapun orang yang memberi harta kita itu merupakan perantara.

Rezeki Digapai dengan Ketaatan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari yang baik-baik dari rezeki yang Kami rezekikan kepada kalian, dan bersyukurlah kepada Allah apabila kalian hanya beribadah kepadaNya semata.” (QS. Al-Baqarah[2]: 172)

Bersyukur itu berdiri tegak di atas tiga rukun, yaitu:

Pertama, seorang hamba wajib yakin bahwa nikmat yang ada padanya hanya dari Allah semata. Karena Allah berfirman dalam surah An-Nahl Ayat 53:

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ…

“Tidak ada kenikmatan yang ada pada kalian melainkan datangnya dari Allah semata…” (QS. An-Nahl[16]: 53)

Kedua, seorang hamba boleh berbicara tentang nikmat yang Allah berikan padanya. Allah berfirman dalam surah Ad-Dhuha:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Adapun dengan nikmat Rabbmu, boleh kau ceritakan.” (QS. Ad-Duha[93]: 11)

Syukur dengan lisan di antara dengan mengucapkan hamdalah “Alhamdulillah”, memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selain bentuk syukur, ini pun memberatkan timbangan amal kebajikan kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَالحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيْزَانَ

“Alhamdulillah itu memenuhi timbangan.”

Lihat: Hadits Arbain Ke 23 – Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar dan Al-Qur’an

Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang Hasan dikeluarkan oleh Imam Ahmad:

التحدثُ بنعمةِ اللهِ شكرٌ وتركُها كفرٌ ومَنْ لا يشكرُ القليلَ لا يشكرُ الكثيرَ ومَنْ لا يشكرُ الناسَ لا يشكرُ اللهَ والجماعةُ بركةٌ والفرقةُ عذابٌ

“Berbicara tentang nikmat Allah merupakan bentuk syukur,  meninggalkannya kekufuran. Orang yang tidak sanggup bersyukur atas hal yang kecil, dia tidak bisa bersyukur akan nikmat yang banyak. Barangsiapa yang tidak bisa pandai terima kasih kepada manusia dia tidak bisa pandai bersyukur pada Allah. Berjamaah itu keberkahan dan perpecahan itu merupakan azab.” (HR. Ahmad)

Oleh karena itu sekecil apapun kenikmatan yang Allah anugerahkan kepada kita wajib kita syukuri.

Ketiga, menggunakan nikmat Allah dalam ketaatan dan keridhaannya. Allah berfirman dalam surah Al-Qasas ayat 77:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ…

“Carilah pada apa-apa yang Allah anugerahkan kepada engkau pahala negeri akhirat…” (QS. Al-Qashash[28]: 77)

Allah anugerahkan kepada kita nikmat dunia. Dimana kita cari dengan nikmat dunia ini pahala negeri akhirat.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari Download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52288-rezeki-akan-langgeng-dengan-ketaatan-dan-hilang-dengan-maksiat/